mengaku masih trauma mengambil uang di ATM, yang letaknya jauh dari banknya.
Itu karena ia baru mendapatkan uang palsu dari ATM di Kecamatan Kotabaru, tepatnya di dekat Polsek Jelutung, Kota Jambi.
"Saya ambil uang Kamis (18/7/2013) sore sebesar Rp 300 ribu. Lalu, saya belanja di minimarket dekat ATM untuk beli beras. Eh, pas saya bayar, kasirnya menolak uang saya," katanya kepada Tribun Jambi(Tribun Network), Sabtu (20/7/2013).
"Kasir bilang, salah satu uang saya pecahan Rp 50 ribu palsu. Lah, saya protes dong, itu saya dapat dari ATM. Cuma mau bagaimana lagi, katanya palsu. Saya malu, akhirnya saya ganti. Karena belanjaan waktu itu cuma Rp 200 ribuan," imbuhnya.
Pria yang bekerja sebagai penjual mesin fotokopi mengaku saat itu perasaannya dongkol. Cuma, dia memilih diam dan membawa pulang uang palsu.
"Besoknya, Jumat (19/7/2013) saya ambil uang lagi di ATM Mandiri di pasar. Di sana saya bilang ke satpamnya, kemarin dapat uang palsu. Terus, satpamnya suruh melapor ke dalam. Sayang uangnya tidak saya bawa, lagian ngapain uang palsu saya bawa-bawa, tidak ada gunanya juga," tuturnya.
Pria berdarah Minang mengaku heran, bagaimana mungkin di dalam ATM ada uang palsu. Ia sedari awal tidak pernah berpikir, atau curiga uang itu palsu.
"Saya tidak komplain, ke sana saya hanya memberitahu, heran saja. Aneh, kok bisa dari ATM ada uang palsu," paparnya.
Abdul Manan, pimpinan Bank Mandiri cabang Dr Sutomo saat dikonfirmasi Tribun, meminta nasabah tersebut datang langsung keBank Mandiri Gatot Subroto.
Ia meminta agar nasabah tersebut melaporkan dan menerangkan tentang uang palsu yang diduga dari ATM.
"Selama ini belum ada kejadian uang palsu di ATM Mandiri Jambi. Karena, uang di ATM sudah diperiksa dan diseleksi. Tapi, kami kan enggak tahu juga apakah tertukar di tempat dia belanja atau memang petugas yang mengisi boksnya di ATM. Ini bisa saja tanpa sepengetahuan kami. Karena, yang mengisi di ATM pihak ketiga vendor yang dikontrak," jelasnya.